Israel Bujuk DK PBB Perkuat UNIFIL Untuk Perangi Hizbullah

By Angelice Onggi - Minggu, Agustus 23, 2020


AGEN SBOBET, Pejabat militer dan Kementerian Luar Negeri Israel mengeritik, pasukan sementara PBB di Lebanon itu selama ini tidak efektif membendung ancaman keamanan oleh militan Hizbullah. Sebab itu Tel Aviv melihat putaran baru perundingan perpanjangan misi UNIFIL oleh Dewan Keamanan PBB sebagai peluang buat "memaksakan" perubahan.

UNIFIL, United Nation Unterim Force in Lebanon, dibentuk untuk mengawasi penarikan mundur pasukan Israel menyusul invasi Lebanon pada 1978. Misi tersebut diperpanjang usai PBB memediasi gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah pada 2006.

Indonesia termasuk negara penyumbang pasukan terbesar di UNIFIL dengan 1254 serdadu. Mereka ditempatkan di selatan Lebanon, di sepanjang perbatasan dengan Israel. Tugas UNIFIL adalah mencegah tindak kekerasan dari kedua sisi perbatasan, dan menjaga gencatan senjata.

UNIFIL tidak diberi mandat untuk melakukan serangan atau memerangi ancaman keamanan.

Alon Bar, diplomat senior Israel, mengatakan UNIFIL gagal dalam menjalankan dua tanggungjawab utamanya, yakni membantu pemerintah Lebanon dan militer memperluas otoritasnya di wilayah selatan, dan melucuti persenjataan Hizbullah di kawasan perbatasan.

Israel menuduh Hizbullah menghalangi UNIFIL melakukan inspeksi menyeluruh. Pasukan helm biru juga dianggap gagal melaporkan tindak pelanggaran oleh Hizbullah, sehingga menciptakan kesan situasinya lebih baik ketimbang kondisi riil di lapangan.
Bar mengatakan pemerintah Israel menuntut agar UNIFIL diberikan wewenang buat memeriksa lokasi yang mencurigakan, dan diwajibkan memberikan laporan mendetil tentang aktivitas Hizbullah kepada Dewan Keamanan.

Dia mengaku Tel Aviv aktif melobi Amerika Serikat, Perancis, Jerman dan Inggris untuk menggerakkan DK PBB agar menerima usulan Israel. Mandat UNIFIL akan berakhir pada 31 Agustus 2020.

"Kita sudah membuat jelas bahwa kali ini kami bersikukuh agar setidaknya beberapa usulan perubahan oleh Israel diadopsi dan kami tidak bisa menerima bahwa segalanya berjalan seperti sekarang ini," kata Bar yang menjabat Wakil Direktur Jendral urusan PBB dan Organisasi Internasional di Kementerian Luar Negeri Israel.

Dendam lama hidupkan permusuhan

Israel menganggap Hizbullah sebagai ancaman keamanan paling serius, lantaran keterikatan organisasi Syiah itu dengan pemerintah Iran. Tel Aviv meyakini, gudang senjata Hizbullah mencakup 150.000 roket. Kelompok pimpinan Hassan Nasrullah itu juga dicurigai sedang mengembangkan peluru kendali bertingkat akurasi tinggi.

Ketegangan antara kedua pihak meningkat selama dua tahun terakhir. Pada Desember 2018, Israel membongkar jaringan terowongan bawah tanah milik Hizbullah, yang dibangun tanpa sepengetahuan UNIFIL. Adapun bulan lalu, Israel mengklaim berhasil menggagalkan upaya penyusupan oleh militan Hizbullah di perbatasan utara.

Hizbullah lahir sebagai reaksi terhadap pendudukan Israel terhadap selatan Lebanon yang saat itu menjadi jantung perlawanan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pada dekade 1970an itu, Israel sudah mempersenjatai kelompok militan Kristen untuk memerangi gerilyawan PLO.

Tidak lama setelah invasi, tentara Yahudi undur diri, tapi menyisakan sebuah garis pertahanan di sepanjang perbatasan Lebanon yang kemudian diserahkan kepada UNIFIL.

Permusuhan kedua pihak memuncak pada 1992, ketika pemerintah Israel atas desakan Ehud Barak membunuh pemimpin Hizbullah, Abbas al-Musawi, bersama keluarganya dalam sebuah iring-iringan kendaraan di selatan Lebanon.

Pemerintah Israel sendiri mengaku menjalin kerjasama yang baik dengan UNIFIL, kata Brigade Jendral Efraim Defrin, Kepala Hubungan Internasional di militer Israel. Menurutnya, "kedua lengan (UNIFIL) terikat" dalam memerangi Hizbullah. Dia memberi contoh, pasukan UNIFIL tidak diberi akses untuk memeriksa terowongan Hizbullah di perbatasan.

Dia mengakui ledakan di pelabuhan Beirut baru-baru ini membuat situasi di Lebanon semakin tidak stabil, namun meyakini saat ini jsutru saat yang tepat untuk memperkuat mandat UNIFIL. "Anda bisa melihatnya sebagai peluang untuk memaksakan perubahan," kata Defrin.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments