Pria Kulit Hitam Dibunuh Polisi, Warga AS Marah dan Berdemo

By Angelice Onggi - Jumat, Mei 29, 2020


AGEN SBOBETMinneapolis - Demonstran berkumpul untuk memprotes pembunuhan seorang pria kulit hitam di kota Minneapolis, Amerika Serikat (AS). Pria itu diborgol oleh polisi dan lehernya dicekik dengan lutut hingga mati lemas.

Pria kulit hitam itu bernama George Floyd. Kepolisian setempat membentuk barikade pasukan di sekitar Third Precinct, tempat para polisi yang dituduh membunuh Floyd bertugas, sebelum mereka dipecat pada hari Selasa (26/5). Para personel kepolisian setempat berupaya menghalau para demonstran.

Aksi protes menentang tindak kekerasan oleh polisi ini memasuki hari kedua pada Rabu (27/5) waktu setempat. Personel kepolisian berupaya memukul mundur demonstran ketika kerumunan bertambah. Pada aksi protes hari pertama, Selasa (26/5), personel kepolisian setempat menembakkan peluru karet dan gas air mata ke arah ribuan demonstran yang marah dengan kematian pria keturunan Afrika-Amerika itu di tangan penegak hukum AS.

Kepala kepolisian Minneapolis, Medaria Arradondo, memperingatkan para demonstran untuk menggelar protes secara damai.

Presiden Donald Trump dalam sebuah cuitan di Twitter menyebut kematian Floyd "menyedihkan dan tragis", ketika kemarahan menyebar ke seluruh penjuru negeri usai rekaman video yang menunjukkan tragedi itu menyebar luas melalui ponsel. Video itu menunjukkan momen pembunuhan Floyd pada hari Senin (25/5) ketika dia ditahan oleh empat polisi yang semuanya kulit putih.

Keempat polisi itu telah dipecat, setelah jaksa meminta FBI untuk membantu menyelidiki kasus ini, yang bisa melibatkan pelanggaran hak sipil federal.

"Saya ingin para perwira itu didakwa melakukan pembunuhan, karena itulah yang mereka lakukan," kata Bridgett Floyd, saudara perempuannya, di televisi NBC.

Walikota Minneapolis Jacob Frey mengatakan dia tidak bisa mengerti mengapa polisi yang menewaskan Floyd yang berusia 46 tahun itu, masih bisa berkeliaran.

"Mengapa orang yang membunuh George Floyd tidak berada di penjara? Jika kamu melakukannya, atau aku telah melakukannya, kita akan berada di balik jeruji besi sekarang," kata Frey.

"Berdasarkan apa yang saya lihat, petugas yang mencekik leher George Floyd dengan lututnya, harus didakwa," katanya.

Kasus ini menjadi contoh terbaru dari kebrutalan polisi terhadap warga keturunan Afrika-Amerika, yang memunculkan gerakan Black Lives Matter sekitar enam tahun lalu.

Saat tragedi ini terjadi, Floyd ditahan atas tuduhan ringan karena diduga menggunakan uang kertas pecahan US$ 20 yang ternyata palsu untuk melakukan pembelian di sebuah toko swalayan.

Dalam video yang beredar itu, polisi menangkapnya hingga jatuh di tanah sementara satu orang menekan lututnya ke leher Floyd.

"Lututmu di leherku. Aku tidak bisa bernapas .... Mama. Mama," pinta Floyd sesaat sebelum dia tewas.

Floyd hanya diam dan tidak bergerak, dia bahkan tidak bisa bergerak bahkan ketika petugas mengatakan kepadanya untuk "bangun dan masuk ke dalam mobil." Dia dibawa ke rumah sakit di mana dia kemudian dinyatakan meninggal dunia.

Kasus ini ini pun memicu kemarahan publik dan memaksa mereka berdemo. Demonstrasi itu membangkitkan ingatan akan kerusuhan di Ferguson, Missouri pada 2014 setelah seorang polisi menembak mati seorang pemuda Afrika-Amerika yang dicurigai melakukan perampokan, serta kasus warga New York Eric Garner, yang ditahan oleh polisi karena menjual rokok secara ilegal.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments