Kontroversi Presiden Jair di Tengah Pandemi yang Belum Berakhir

By Angelice Onggi - Selasa, Mei 26, 2020

Momen Presiden Brasil Jair Bolsonaro

AGEN SBOBETSao Paolo - Presiden Brasil Jair Bolsonaro dikenal kerap menuai kontroversi dalam merespons wabah Corona di negaranya. Lagi-lagi, presiden sayap kanan itu kembali berulah.

Brasil mengumumkan korban meninggal pertama. Korban tersebut merupakan seorang pria berusia 62 tahun yang juga menderita diabetes dan memiliki tekanan darah tinggi. Pria itu meninggal pada Senin (16/3) di Sao Paulo.

Kasus kematian pertama ini dianggap akan 'menusuk' Presiden Brazil Jair Bolsonaro yang mengkritik cara pemerintah daerah bereaksi terhadap virus ini. Bolsonaro menganggap Corona hanya flu ringan.

Kritik itu disampaikan Bolsonaro usai Kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro mendeklarasikan keadaan darurat akibar virus Corona.

"Orang-orang bertindak seperti itu adalah akhir dunia. Beberapa gubernur mengambil langkah-langkah yang benar-benar akan melukai ekonomi kita. Yang perlu kita lakukan adalah mengurangi histeria," ujar Bolsonaro.

Tak hanya sampai di situ saja, Jair Bolsonaro juga kerap bertikai dengan Menteri Kesehatan Brasil Luiz Henrique Mandetta soal penanganan Corona. Dia pun akhirnya memecat Luiz pada hari Kamis (16/5).

Mandetta mempromosikan isolasi sebagai strategi untuk menahan penyebaran virus. Namun, Bolsonaro menganggap itu berlebihan.

Kontroversi Presiden Jair belum berakhir. Alih-alih menjaga diri agar terhindar dari Corona, dia malah ikut demo warga yang menolak lockdown. Bolsonaro--yang tidak mengenakan masker--berbicara di hadapan ratusan orang di Brasil. Banyak dari mereka yang memakai jersey sepak bola warna kuning dan hijau timnas Brasil.

"Semua orang di Brasil perlu memahami bahwa mereka tunduk pada kehendak rakyat," kata Bolsonaro dalam pidatonya yang singkat dan diselingi batuk-batuk, Minggu (19/4/2020).

Dia menyebut mereka yang hadir sebagai "patriot". Selain itu, dia mengatakan mereka yang hadir telah membantu mendukung kebebasan individu, yang dianggap terancam oleh kebijakan lockdown yang telah diterapkan otoritas negara-negara bagian.

Di Sao Paulo, negara bagian Brasil yang terkaya dan terpadat, para pendukung Bolsonaro telah menuntut agar gubernur Joao Doria mengundurkan diri karena ia telah menjadi pendukung setia langkah-langkah karantina wilayah.

"Rakyat tidak bisa mati kelaparan," kata salah seorang pengunjuk rasa.

Jair bahkan memicu kemarahan publik gara-gara komentarnya mengenai banyaknya korban yang tewas karena virus Corona.

Bagaimana tidak, saat ditanyai wartawan mengenai fakta bahwa lebih dari 5 ribu warga Brasil telah meninggal karena virus Corona, dengan enteng pemimpin Brasil itu menjawab: "So what?"

"So what? Maafkan saya tapi apa yang Anda ingin saya lakukan?" kata Bolsonaro ketika ditanya wartawan tentang korban tewas Corona yang telah melebihi 5 ribu jiwa, lebih banyak dari China.

Dia bahkan bercanda bahwa meskipun nama tengahnya adalah Messias, atau Messiah, "saya tidak bisa melakukan keajaiban," tuturnya seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (2/5/2020).

Namun Jair seperti tak lelah membuat kontroversi. Dia mengulangi kegiatan demonya minggu lalu.

Jair Bolsonaro tiba di rapat umum di luar istana kepresidenan di Brasilia dengan masker bedah putih pada hari Minggu (45/5). Namun ia segera melepaskan maskernya untuk menyambut kerumunan orang yang bersorak-sorai, berjabat tangan dan merangkul mereka. Bahkan, dia sempat mengangkat seorang anak laki-laki ke pundaknya.

Dia menyeringai ketika pendukungnya melambai-lambaikan bendera sembari berteriak, "Legenda!" dan "Orang-orang mendukungmu, Bolsonaro!"

Diketahui bahwa Brasil mencatat hampir 350.000 kasus Corona yang terkonfirmasi. Brasil kini memiliki jumlah kasus terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat. Brasil telah mencatat lebih dari 22.000 kematian.

Para ahli mengatakan dalam pengujian bisa saja lebih sedikit kasusnya dibandingkan kemungkinan angka sebenarnya yang jauh lebih tinggi.

Bolsonaro telah terkenal karena kontroversinya yang membandingkan virus Corona dengan "flu ringan" dan berpendapat bahwa tindakan tetap di rumah tidak perlu merugikan perekonomian.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments