Perbaikan Data Corona di Wuhan Ungkap Lonjakan Angka Kematian

By Angelice Onggi - Sabtu, April 18, 2020

Suasana di Wuhana

AGEN SBOBET, Otoritas kota Wuhan, China bagian tengah, melakukan perbaikan atau revisi data terkait virus Corona (COVID-19). Perbaikan data tersebut mengungkap lonjakan angka kematian.

Timbulnya perbaikan ini, ada tambahan 325 kasus dan 1.290 kematian di kota Wuhan. Otoritas kota Wuhan menjelaskan dan memberikan alasan soal perbaikan data tersebut.

Revisi ini disampaikan oleh Markas Besar Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di kota Wuhan dalam pemberitahuan yang dirilis Jumat (17/4) waktu setempat.

Diumumkan dalam revisi itu bahwa total kasus virus Corona di Wuhan hingga 16 April memiliki tambahan 325 kasus, sehingga kini totalnya menjadi 50.333 kasus. Untuk jumlah total korban meninggal mengalami tambahan 1.290 orang, dengan demikian total kematian di kota Wuhan menjadi 3.869 orang.

Disebutkan lebih lanjut bahwa revisi ini dilakukan sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku, serta atas dasar prinsip bertanggung jawab atas sejarah, kepada rakyat dan para korban meninggal. Dipastikan oleh Markas Besar Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 bahwa informasi soal total kasus dan jumlah korban meninggal di Wuhan sangat terbuka dan transparan. Mereka juga memastikan bahwa data versi revisi ini akurat.

Otoritas kota Wuhan di China mengungkapkan alasan-alasan yang mendasari adanya revisi untuk total kasus dan jumlah korban meninggal akibat virus Corona di wilayahnya. Apa saja alasan itu?

Revisi disampaikan melalui pemberitahuan dari Markas Besar Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Pemberitahuan itu juga menyebutkan empat alasan yang mendasari perbedaan data sehingga harus dilakukan revisi. Keempat alasan itu antara lain:

1. Jumlah pasien yang melonjak pada tahap awal wabah telah membuat kewalahan tenaga medis dan kapasitas penerimaan pada institusi-institusi medis. Beberapa pasien meninggal dunia di rumah tanpa pernah dirawat di rumah sakit.

2. Selama puncak upaya perawatan pasien, rumah-rumah sakit beroperasi melebihi kapasitas dan para staf medis sibuk untuk menyelamatkan dan merawat para pasien, sehingga berdampak pada pelaporan yang terlambat, terlewat dan keliru.

3. Karena peningkatan cepat jumlah rumah sakit yang ditunjuk menangani pasien COVID-19, termasuk rumah sakit yang dikelola kementerian, Provinsi Hubei, Kota Wuhan dan distrik-distriknya, juga rumah sakit yang terkait dengan perusahaan-perusahaan, serta rumah sakit swasta dan rumah sakit darurat, ada beberapa institusi medis yang tidak terkait dengan jaringan informasi wabah dan gagal melaporkan data mereka tepat waktu.

4. Informasi terdaftar dari beberapa pasien yang meninggal dunia diketahui tidak lengkap, dan ada pengulangan dan kesalahan dalam pelaporan.

Menurut seorang pejabat dari Markas Besar Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 kota Wuhan, revisi diumumkan setelah sebuah kelompok untuk penyelidikan data besar terkait wabah virus Corona dan penyelidikan epidemiologi dibentuk pada akhir Maret lalu.

Kelompok ini, sebut pejabat yang tidak disebut namanya itu, menggunakan informasi dari sistem online dan mengumpulkan data penuh dari seluruh lokasi yang dilanda wabah virus Corona untuk memastikan bahwa fakta setiap kasus adalah akurat dan setiap angka adalah objektif dan benar.

"Apa yang ada di balik data wabah ini adalah nyawa dan kesehatan masyarakat umum, juga kredibilitas pemerintah," tegas pejabat tersebut, sembari menyatakan bahwa revisi ini menunjukkan adanya penghormatan untuk setiap nyawa.

Otoritas China juga membantah menutup-nutupi kasus lonjakan kematian terbaru akibat wabah virus corona di negara itu.

Komentar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, muncul beberapa jam setelah korban tewas di Wuhan, lokasi virus pertama kali muncul, direvisi dengan tambahan 1.290 orang yang meninggal. Dengan demikian total warga yang meninggal dunia akibat penyakit yang diakibatkan virus corona di Wuhan adalah 3.869.

Dia mengatakan angka kematian itu didasarkan hasil tinjauan statistik untuk memastikan keakuratan. Mereka juga mengatakan bahwa revisi merupakan praktik umum di dunia internasional, demikian dilaporkan kantor berita Reuters.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments