Dituduh AS Sembunyikan Fakta Kasus Virus Corona, China: Mereka Ingin Melempar Kesalahan

By Angelice Onggi - Sabtu, April 04, 2020

Seorang polsi memperhatikan jalan dengan pengguna melintas di hadapannya di Beijing, China, pada 21 Februari 2020 di tengah merebaknya virus corona.

AGEN SBOBETBeijing - China menyebut AS hanya ingin melempar kesalahan setelah mereka dituduh menyembunyikan data kasus virus corona yang sebenarnya.

Bloomberg, yang mengutip pejabat intelijen AS, memberitakan bahwa laporan kasus Covid-19 di Negeri "Panda" sengaja tidak dilengkapi.

Bahkan berdasarkan penuturan dari sejumlah pejabat telik sandi anonim, data yang dipaparkan oleh Negeri "Panda" itu palsu.

Karena itu, sejumlah politisi AS baik dari House of Representatives maupun Senat menyatakan, China tidak bisa dipercaya dalam upaya memerangi virus corona.

Dalam konferensi pers, Presiden Donald Trump juga meragukan data yang dipaparkan Beijing sejak wabah tersebut merebak luas pada akhir Desember 2019.

"Bagaimana kita tahu jika (laporan) itu akurat? Angka mereka kelihatan tidak jelas di satu sisi," ujar presiden berusia 73 tahun itu.

"Beberapa pejabat di AS ingin melempar kesalahan," kata juru bicara kementerian luar negeri, Hua Chunying, dikutip New York Post Kamis (2/4/2020).

Hua mengatakan, dia tidak ingin terlibat dalam adu argumen. Tetapi karena terus disudutkan, dia merasa bertanggung jawab untuk mengklarifikasi.

Hua kemudian balik mempertanyakan mengapa Washington baru merespons akhir-akhir ini. Padahal, mereka sudah melarang penerbangan dari China sejak 2 Februari.

"Bisakah kalian mengatakan kepada saya apa saja yang AS sudah lakukan dalam dua bulan terakhi?" sindir Hua Chunying dalam keterangan pers.

Merujuk kepada data yang dirilis Worldometers, China melaporkan 81.589 kasus penularan Covid-19, dengan 3.318 orang meninggal dunia.

Sementara AS saat ini adalah negara dengan tingkat infeksi tertinggi, di mana Washington mengonfirmasi 217.594 penularan dan 5.152 kematian.

Meski begitu, Komisi Kesehatan Nasional China mengakui, mereka tidak menyertakan pasien positif yang tidak menunjukkan gejala, dan baru mulai melakukannya.

Karena itu pada Rabu (1/4/2020), Beijing mulai memperbarui datanya dengan memasukkan 1.367 kasus tanpa gejala, demikian pemberitaan Fortune.

Wakil Presiden Mike Pence selaku pimpinan gugus tugas penanganan wabah menyatakan, mereka akan lebih bersiap seandainya Beijing "lebih terbuka".

"Apa yang tampak jelas adalah kemungkinan China sudah berkutat dengan wabah ini jauh sebelum dunia mengetahuinya pada Desember lalu," kata Pence

  • Share:

You Might Also Like

0 comments