Media AS Soroti Indonesia Soal Kalung Corona hingga Pakar Gadungan

By Angelice Onggi - Selasa, Agustus 04, 2020

Kalung 'anti Corona' kayu putih

AGEN SBOBETNew York - Media terkemuka di Amerika Serikat (AS), The New York Times menyoroti penanganan wabah virus Corona (COVID-19) di Indonesia. New York times menulis bahwa penanganan Corona di Indonesia dipenuhi misinfomasi soal virus ini.

Sorotan itu muncul dalam artikel yang ditulis Richard C. Paddock di New York Times pada 31 Juli 2020 lalu. Tulisan itu bertajuk 'In Indonesia, False Virus Cures Pushed by Those Who Should Know Better'.

New York Times salah satunya menyoroti Indonesia yang dipenuhi oleh beragam misinformasi soal obat penangkal Corona. Mulai dari Kalung Anti Corona dari pohon Eucalyptus (kayu putih) yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo hingga soal uap arak.

"Pertama, Menteri Pertanian Indonesia mempromosikan memakai kalung yang berisi ramuan kayu putih untuk menyembuhkan virus Corona. Tidak mau kalah, gubernur Bali, sebuah pulau resor yang populer, mendorong obatnya sendiri: menghirup uap dari arak rebus, alkohol tradisional yang terbuat dari kelapa," tulis New York Times.

Lebih lanjut, New York Times juga menyoroti orang-orang yang dianggap sebagai influencer dan pakar gadungan yang gemar mendorong pengobatan alternatif untuk menyembuhkan Corona. Media AS ini juga menyinggung soal pernyataan Ichsanuddin Noorsy di video Youtube Helmy Yahya yang menyebut infrared dari Thermo Gun bisa merusak otak.

"Apa yang disebut influencer dan pakar gadungan juga telah mendorong pengobatan alternatif mereka sendiri dan informasi yang salah di media sosial Indonesia, termasuk rumor yang tersebar luas bahwa senjata termometer inframerah populer menyebabkan kerusakan otak," lanjut tulisan itu.

Akibatnya, lanjut tulisan itu, Indonesia terus mengalami kesulitan dalam menyampaikan pesan berbasis sains soal Corona.

"Karena Indonesia terus kehilangan dalam pandemi, pemerintah mengalami kesulitan untuk menyampaikan pesan berbasis ilmu pengetahuan (sains) yang konsisten tentang virus Corona dan penyakit yang ditimbulkannya, COVID-19," ungkap tulisan tersebut.

Namun, menurut tulisan itu, Indonesia bukan satu-satunya negara yang sedang memerangi misinformasi soal Corona atau yang para pemimpinnya telah mempromosikan pengobatan alternatif. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyebut di mana-mana ada informasi palsu yang berbahaya sebagai "infodemik".

"Di Kenya, gubernur Nairobi telah mendorong cognac sebagai obat ajaib. Presiden AS Trump terus mempromosikan hydroxychloroquine, obat yang digunakan untuk mengobati malaria sebagai obat Corona meskipun ada bukti medis yang bertentangan. Dia bahkan menyarankan bahwa "suntikan di dalam" tubuh manusia dengan desinfektan seperti pemutih dapat membantu memerangi virus," demikian ditulis The New York Times.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments