Ketika AS Kesulitan Menerka Ancaman dari Korea Utara

By Angelice Onggi - Sabtu, Juni 20, 2020

Kantor penghubung di Kaesong diledakkan Korut

AGEN SBOBETKorea Utara meledakkan kantor penghubung ke Korea Selatan usai dipicu oleh selebaran anti-Pyongyang. Amerika Serikat (AS) pun kesulitan dalam menerka ancaman Korut itu.

Awalnya, lewat sebuah artikel yang dimuat di media pemerintah, Korut menuding Korsel melanggar persetujuan yang dicapai keduanya pada 2018 dan menyebut Korsel sebagai "anjing kampung."

Adik Kim Jong-un, Kim Yo-jong menyebut presiden Korsel Moon Jae-in "menggantungkan lehernya di lubang tali yang dibuat oleh pendukung kegagalan Amerika Serikat."

Meskipun Korsel mengatakan masih bersedia berunding, Korsel telah mengecam peledakan itu sebagai aksi Korut yang tidak masuk akal dan merusak.

Korut juga kembali mengancam untuk menempatkan tentaranya di zona demilitarisasi perbatasan. Ia memperingatkan "kehancuran total" yang akan dihadapi kedua negara.

Ketegangan antara Korut dan Korsel meningkat drastis dalam beberapa minggu terakhir, yang sebagian disebabkan oleh penyeberang asal Korut di Korsel yang mengirimkan propaganda anti-Pyongyang lewat perbatasan.

Media pemerintah Korea Utara menuding Korea Selatan "dengan sistemis melanggar dan menghancurkan" kesepakatan yang dicapai pada 2018, termasuk Deklarasi Panmunjom.

Artikel itu menyandingkan Menteri Pertahanan Korsel dengan "anjing kampung galak" yang "menyombong dan menggertak, menakuti rekan dialognya dan memicu atmosfer yang konfrontasional."

Sementara itu, militer Korea Utara mengatakan akan mengerahkan tentara ke dua lokasi yang menjadi simbol kerjasama Korut-Korsel di masa lalu: komplek industri Kaesong yang kini tutup dan zona turis Gunung Kumgang di pesisir timur.

"Alasan kenapa kesepakatan utara-selatan yang isinya sangat bagus...tidak diterapkan sama sekali adalah karena Menteri Pertahanan Korsel menggantungkan lehernya di lubang tali yang dibuat oleh pendukung kegagalan Amerika Serikat.

"Bahkan sebelum tinta kesepakatan utara-selatan kering, ia menerima 'kelompok kerja Korea Selatan-AS' di bawah paksaan tuannya."

Kantor Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan pada Rabu (17/06) bahwa aksi Korut tersebut tidak masuk akal. Ia juga memperingatkan bahwa Seoul tidak akan lagi menerima perilaku Korea Utara yang tidak berdasar.

Meski kantor penghubungnya diledakkan, Korsel mengatakan masih berharap kesepakatan yang dicapai pada 2018 di Pyongyang bisa dihormati.

"Sikap mendasar kami adalah kesepakatan militer 19 September harus dipatuhi dengan benar untuk menegakkan perdamaian di Semenanjung Korea dan mencegah bentrok yang tidak disengaja," kata menteri pertahanan Korsel.

Korut meledakkan sebuah kantor penghubung Korsel-Korut yang terletak di perbatasan, tapi masuk wilayahnya, di Kaesong pada Selasa (16/06)

Kantor tersebut dibuka pada 2018 --tahun yang penuh dengan diplomasi intens-- untuk membantu komunikasi kedua belah pihak.

Melihat insiden peledakkan kantor penghubung oleh Korut, Amerika Serikat (AS) masih menganggap Korut sebagai ancaman luar biasa bagi kawasan Indo-Pasifik.

"Seperti yang telah kami ingatkan dengan jelas dalam beberapa hari terakhir, Korea Utara terus memberikan ancaman luar biasa bagi kawasan ini dan yang menuntut kewaspadaan kita yang berkelanjutan," ujar pelaksana tugas (Plt) Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Keamanan Indo-Pasifik, David Helvey, seperti dilansir AFP, Jumat (19/6/2020).

"Sulit untuk menebak apa yang akan terjadi dalam beberapa hari dan pekan ke depan. Tapi saya pikir penting untuk menyatakan bahwa kita tetap waspada terhadap segala bentuk ancaman dan provokasi," tegasnya.

Helvey terkesan berhati-hati saat ditanya soal seruan memperkuat kehadiran militer AS di wilayah Korsel dan soal dilanjutkannya aktivitas latihan militer AS-Korsel. Diketahui bahwa latihan militer AS-Korsel ditangguhkan demi mendorong perundingan AS dan Korut soal program nuklir rezim komunis itu. Namun hingga kini, perundingan itu tidak mengalami kemajuan sedikitpun.

"Saya tidak ingin mendahului keputusan apapun yang akan dibuat. Tapi ini adalah salah satu hal yang terus kami bicarakan dengan sekutu kami, Korea Selatan," ucap Helvey.

"Dan sejujurnya, itu adalah sesuatu yang membantu menjaga kepentingan kita dan menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik," tandasnya.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments