Profesor Ini Yakin Virus Corona Bocor dari Lab Wuhan

By Angelice Onggi - Rabu, Mei 13, 2020

Wuhan Instititure of Virology

AGEN SBOBET, Kemungkinan bahwa virus Corona berasal dari laboratorium di Wuhan terus didengungkan, antara lain oleh pemerintah Amerika serikat. Seorang profesor di Australia pun mendukung teori tersebut.

Profesor Clive Hamilton yang terkenal di Negeri Kanguru itu adalah pakar China dan akademisi Australian National University serta Charles Sturt University. Ia menilai asal COVID-19 dari pasar Wuhan meragukan dan lebih cenderung dari laboratorium Wuhan.

Sebab, kasus terawal COVID-19 menurutnya menimpa orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan pasar hewan Wuhan. "Hal ini ditunjukkan oleh studi kualitas tinggi. Jadi, gagasan bahwa virus ini berawal di Desember, akhir Desember, di pasar ini, tidak terukur," cetusnya.

"Satu-satunya penjelasan lain yang masuk akal adalah bahwa virus ini bocor dari Wuhan Institute of Virology," katanya, dikutip detikINET dari Daily Mail.

Ia menyebutkan hipotesis itu justru berawal dari ilmuwan China sendiri dan sempat beredar di internet sebelum mendadak lenyap. Kemudian netizen China sempat mencaritahu tentang seorang wanita yang diduga pasien pertama COVID-19 dan dia bekerja di laboratorium tersebut sebelum hilang.

Pasar Wuhan tersebut letaknya tidak jauh dari Wuhan Institute of Virology, di mana di sana ada riset coronavirus di kelelawar, termasuk kemungkinan dilakukan modifikasi. "Ada potensi virus ini lolos dengan suatu cara," begitu opininya.

Ia mengklaim dua ilmuwan China sempat menulis bahwa coronavirus berasal dari laboratorium tersebut. "Ada hipotesis sangat masuk akal bahwa seseorang terinfeksi di laboratorium, keluar dan mulai menularkan ke orang lain," katanya.

Teori tersebut ditulis pada 6 Februari oleh ilmuwan Botao Xiaoi dan Lei Xiao, keduanya dari Wuhan University dan diberi judul 'The possible origins of the 2019-nCoV coronavirus'. Mereka menyebut habitat kelelawar yang membawa virus itu letaknya 900 km dari pasar seafood, kelelawar itu tidak dimakan oleh warga Wuhan dan tidak ada yang diperjualbelikan di sana.

"Mereka menyimpulkan bahwa coronavirus kemungkinan berasal dari laboratorium di Wuhan. Artikel itu dengan cepat dihapus. Bitao Xiao kemudian berkata pada Wall Street Journal bahwa dia menarik artikel itu karena kurangnya bukti langsung," papar Hamilton.

Sebelumnya, presiden Amerika Serikat Donald Trump sampai Menteri Luar Negeri AS mengklaim punya bukti bahwa COVID-19 berasal dari laboratorium Wuhan. Adapun pihak China sudah berulangkali membantahnya.

Kepada Scientific American, Shi Zhengli selaku virologis dan Direktur Center for Emerging Infectious Disease di Wuhan Institute of Virology mengakui laboratoriumnya memang punya virus Corona. Saat wabah COVID-19 merebak, Shi dan tim ilmuwan memang lagi meneliti virus Corona.

"Saya sempat berpikir apakah ini dari laboratorium kami? Saya bertanya-tanya apa dinas kesehatan salah. Saya tidak pernah menyangka ini terjadi di Wuhan," ujar perempuan berusia 55 tahun ini.

Shi dan tim terlibat mencari sumber penularan dan berlomba dengan waktu karena korban jiwa terus bertambah. Tim ilmuwan memakai teknis reaksi berantai polymerase untuk mendeteksi virus dengan memperkuat material genetiknya.

"Hasilnya tidak ada sekuens yang cocok dengan virus yang tim kami ambil dari kelelawar gua. Pikiran saya lega sekali, saya tidak tidur berhari-hari," kata Shi menegaskan tidak ada kebocoran dari laboratoriumnya.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments