Kontroversi Presiden Brasil yang Catat Kasus Corona Terbanyak Ketiga Dunia

By Angelice Onggi - Rabu, Mei 20, 2020

Presiden Jair Bolsonaro

AGEN SBOBETSao Paolo - Cara Presiden Brasil Jair Bolsonaro dalam merespons wabah Corona (COVID-19) di negaranya kerap menuai kontroversi. Dari mulai menyebut Corona flu ringan, hingga ikut berdemo untuk menolak lockdown Corona.

Sebagaimana diketahui, Brasil merupakan negara Amerika Latin pertama yang mengumumkan kasus Corona pada 26 Februari. Pasien pertama itu diketahui merupakan pria berusia 62 tahun yang tinggal di Sao Paolo. Otoritas setempat pada Jumat (13/3) lalu telah menutup sekolah, teater, dan bioskop selama 15 hari.

Kendati demikian, Presiden Jair Bolsonaro tak menganggap wabah Corona sebagai masalah serius. Responsnya terhadap virus Corona seringkali menuai kontroversi. Berikut ini beberapa kontroversi Jair Bolsonaro dalam merespons wabah Corona:

Tolak Lockdown, Corona Hanya Flu Ringan

Brasil mengumumkan korban meninggal pertama. Korban tersebut merupakan seorang pria berusia 62 tahun yang juga menderita diabetes dan memiliki tekanan darah tinggi. Pria itu meninggal pada Senin (16/3) di Sao Paulo.

Kasus kematian pertama ini dianggap akan 'menusuk' Presiden Brazil Jair Bolsonaro yang mengkritik cara pemerintah daerah bereaksi terhadap virus ini. Bolsonaro menganggap Corona hanya flu ringan.

Kritik itu disampaikan Bolsonaro usai Kota Sao Paulo dan Rio de Janeiro mendeklarasikan keadaan darurat akibar virus Corona.

"Orang-orang bertindak seperti itu adalah akhir dunia. Beberapa gubernur mengambil langkah-langkah yang benar-benar akan melukai ekonomi kita. Yang perlu kita lakukan adalah mengurangi histeria," ujar Bolsonaro.

Pecat Menteri Kesehatan

Jair Bolsonaro juga kerap bertikai dengan Menteri Kesehatan Brasil Luiz Henrique Mandetta soal penanganan Corona. Dia pun akhirnya memecat Luiz pada hari Kamis (16/5).

Mandetta mempromosikan isolasi sebagai strategi untuk menahan penyebaran virus. Namun, Bolsonaro menganggap itu berlebihan.

Bolsonaro Ikut Demo Tolak Lockdown

Jair Bolsonaro juga ikut demo warga yang menolak lockdown. Bolsonaro--yang tidak mengenakan masker--berbicara di hadapan ratusan orang di Brasil. Banyak dari mereka yang memakai jersey sepak bola warna kuning dan hijau timnas Brasil.

"Semua orang di Brasil perlu memahami bahwa mereka tunduk pada kehendak rakyat," kata Bolsonaro dalam pidatonya yang singkat dan diselingi batuk-batuk, Minggu (19/4/2020).

Dia menyebut mereka yang hadir sebagai "patriot". Selain itu, dia mengatakan mereka yang hadir telah membantu mendukung kebebasan individu, yang dianggap terancam oleh kebijakan lockdown yang telah diterapkan otoritas negara-negara bagian.

Di Sao Paulo, negara bagian Brasil yang terkaya dan terpadat, para pendukung Bolsonaro telah menuntut agar gubernur Joao Doria mengundurkan diri karena ia telah menjadi pendukung setia langkah-langkah karantina wilayah.

"Rakyat tidak bisa mati kelaparan," kata salah seorang pengunjuk rasa.

Sepelekan Angka Korban Meninggal Akibat Corona

Jair Bolsonaro memicu kemarahan publik gara-gara komentarnya mengenai banyaknya korban yang tewas karena virus Corona.

Bagaimana tidak, saat ditanyai wartawan mengenai fakta bahwa lebih dari 5 ribu warga Brasil telah meninggal karena virus Corona, dengan enteng pemimpin Brasil itu menjawab: "So what?"

"So what? Maafkan saya tapi apa yang Anda ingin saya lakukan?" kata Bolsonaro ketika ditanya wartawan tentang korban tewas Corona yang telah melebihi 5 ribu jiwa, lebih banyak dari China.

Dia bahkan bercanda bahwa meskipun nama tengahnya adalah Messias, atau Messiah, "saya tidak bisa melakukan keajaiban," tuturnya seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (2/5/2020).

Kata-kata Bolsonaro sontak memicu kemarahan publik. Para gubernur, politisi, petugas medis dan tokoh-tokoh media melontarkan kecaman atas kurangnya empati presiden Brasil tersebut.

Angka Kasus Corona Tertinggi Ketiga di Dunia

Jair Bolsonaro tetap bersikeras menolak lockdown, meskipun angka kasus Corona terus naik. Dia memperingatkan bahwa langkah isolasi sosial yang lebih ketat akan menghancurkan negara.

Bolsonaro menyatakan tidak ada cukup uang untuk membayar pekerja sektor publik selama lockdown untuk membatasi penyebaran virus Corona (COVID-19) diterapkan.

"Kisah tentang lockdown (penguncian) ini, menutup semuanya, itu bukan jalannya," ucap Bolsonaro kepada wartawan setempat di luar Istana Kepresidenan Brasil, seperti dilansir CNN, Jumat (15/5/2020).

"Itu adalah jalan menuju kegagalan, untuk menghancurkan Brasil," sebutnya.

Namun, kasus Corona di negara itu terus merangkak naik. Seperti dilansir Reuters, Selasa (19/5/2020), Kementerian Kesehatan Brasil mengumumkan pada Senin (18/5) waktu setempat, bahwa total kasus virus Corona di wilayahnya kini mencapai 254.220 kasus.

Dengan angka tersebut, Brasil kini tercatat menjadi negara ketiga dengan total kasus virus Corona terbanyak di dunia. Brasil berada di bawah AS dengan total 1,5 juta kasus dan Rusia dengan total 290 ribu kasus.

Kementerian Kesehatan Brasil juga mengumumkan 674 tambahan kematian, sehingga total kematian akibat virus Corona di Brasil kini mencapai 16.792 orang.

Tambahan kasus dan kematian di Brasil yang dilaporkan Kementerian Kesehatan Brasil ini tidak mengindikasikan tambahan yang terjadi dalam 24 jam terakhir, melainkan lebih sebagai angka yang masuk ke dalam sistem penghitungan resmi dalam periode waktu tersebut.

Data dari Kementerian Kesehatan Brasil menyebutkan kota Sao Paulo sebagai wilayah yang terdampak virus Corona paling parah. Sekitar 64.066 kasus tercatat di Sao Paulo, dengan 4.823 kematian. Rio de Janeiro berada di bawah Sao Paulo, dengan 26.665 total kasus virus Corona dan 2.852 kematian.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments