AS Tuduh Hacker China Coba Curi Dokumen Penelitian Vaksin Corona

By Angelice Onggi - Rabu, Mei 13, 2020


AGEN SBOBETWashington DC - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) atau FBI dan para pakar keamanan siber meyakini para hacker (peretas) China berupaya mencuri dokumen penelitian soal pengembangan vaksin untuk virus Corona (COVID-19).

Hal tersebut dilaporkan oleh dua surat kabar terkemuka AS, Wall Street Journal (WSJ) dan New York Times (NYT).

Disebutkan bahwa FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS berencana merilis peringatan soal aktivitas peretasan oleh China, saat pemerintah dan perusahaan swasta sedang berlomba mengembangkan vaksin untuk virus Corona.

Para peretas China itu juga disebut menargetkan informasi dan properti intelektual soal pengobatan dan uji coba terkait virus Corona.

Menurut laporan WSJ dan NYT, para pejabat AS menduga para peretas itu berkaitan langsung dengan pemerintah China. Disebutkan para pejabat AS yang tidak disebut identitasnya ini bahwa peringatan dari AS akan dirilis beberapa hari ke depan.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menolak tuduhan tersebut. Zhao menegaskan bahwa China secara tegas menentang seluruh serangan siber.

"Kami memimpin dunia dalam pengobatan dan penelitian vaksin untuk COVID-19. Sungguh tidak bermoral untuk menargetkan China dengan rumor dan fitnah tanpa adanya bukti," tegas Zhao.

Secara terpisah ketika ditanya laporan ini, Presiden AS Donald Trump tidak memberi tanggapan tegas. "Apa lagi yang baru dengan China? Apa lagi yang baru? Beritahu saya. Saya tidak senang dengan China. Kami mengawasinya secara cermat," ucap Trump.

Soal peringatan yang akan dirilis AS, NYT memperkirakan itu akan menjadi awal dari serangan balik yang nantinya melibatkan sanksi resmi oleh lembaga-lembaga AS yang terlibat dalam perang siber, termasuk Komando Siber pada Pentagon dan Badan Keamanan Nasional (NSA). AS sebelumnya telah merilis peringatan terkait para peretas yang didukung pemerintah di Iran, Korea Utara, Rusia dan China telah melakukan aktivitas jahat terkait pandemi Corona.

Pekan lalu, AS dan Inggris dalam pernyataan bersama memperingatkan peningkatan serangan siber terhadap profesional medis yang terlibat dalam upaya memerangi virus Corona, oleh kelompok kriminal terorganisir yang 'seringkali berkaitan dengan aktor negara lain'. Inggris menyebut upaya peretasan skala besar terdeteksi terhadap lembaga layanan kesehatan dan organisasi penelitian medis.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments