Dua Pelajar Asal China di Australia Dipukuli dan Alami Diskriminasi Rasial

By Angelice Onggi - Minggu, April 19, 2020

Pelajar asal China dihajar dan didiskriminasi secara rasial serta diejek tentang virus corona. Mereka diteriaki dan disumpah serapahi, Keluar kalian dari negara kami (Australia)!

AGEN SBOBET, Dinilai mutlak tersebar dari Republik Rakyat Tiongkok atay China, asal mula virus corona atau Covid-19, dua orang pelajar mendapat penganiayaan di pusat wilayah bisnis (CBD) Melbourne, Australia, pada Rabu (15/4/2020).

Kedua pelajar perempuan ini mengaku diusir dari Australia, mereka diteriaki "Keluarlah kamu dari negara kami!"

Dua pelajar tersebut awalnya sedang berjalan kaki di sepanjang Elizabeth Street menuju Wooworths, sekitar pukul 17.30 waktu setempat.

Dikutip dari Nine News, saat itu, mereka dihadang oleh sebuah kelompok yang terdiri dari dua perempuan berusia 20-an dan seorang pria.

Para pelajar China tersebut diminta untuk "Kembali ke China", juga diejek mengenai Virus Corona.

Kedua pelajar yang berusia 18 dan 20 tahun itu kemudian menanggapi ejekan tersebut, dan berujung dengan penyerangan oleh salah satu perempuan di kelompok tersebut.

Beredar pula sebuah rekaman yang menunjukkan salah satu perempuan meraih salah satu pelajar perempuan itu dan meninju berulang kali di bagian kepala si pelajar.

Pelajar tersebut terlihat mecoba melindungi dirinya sendiri, sebelum akhirnya pelaku menyeretnya ke tanah, alalu berlutut dan menendang tubuhnya bagian atas.

Seorang pria berusaha untuk meredakan situasi, tetapi penyerang mengambil sebuah benda dari tanah dan mendekati pelajar asal China yang tadi diserangnya.

Namun, pria itu berhasil melerai mereka. Insiden itu, yang dikecam oleh Wali Kota Melbourne Sally Capp dan Universitas Melbourne, membuat para pelajar asal China itu trauma.

"Dia mulai berkata (bersumpah serapah), 'Keluar kalian dari negara kami! Kamu tidak seharusnya berada di sini'," ungkap salah satu pelajar kepada Nine News.

"Saya benar-benar takut, mereka pikir tidak apa-apa untuk melakukan ini kepada orang lain," kata pelajar yang lain sambil menangis.

Capp mengatakan, Melbourne adalah kota inklusif yang menyambut semua pelajar internasional.

"Keragaman kami adalah salah satu kekuatan besar komunitas kami. Kekerasan atau pelecehan tidak akan ditoleransi," kata Sally Capp.

 Penyerang perempuan pertama tampaknya memiliki penampilan Kaukasia, sekitar 20 tahun dan tinggi sekitar 150 cm dengan tubuh kurus dan rambut coklat sebahu yang bagian atasnya dikuncir.

Dia mengenakan atasan berwarna hitam dan memakai rompi bertudung yang berwarna agak hijau serta rok pendek di atas lutut berwarna putih.

Pelaku perempuan kedua memiliki rambut pirang sebahu. Dia mengenakan jaket merah muda.

Di sisi lain, pendidikan internasional adalah industri ekspor layanan terbesar Victoria.

Mahasiswa internasional, yang bayarannya sangat diandalkan oleh sektor universitas, menghasilkan pendapatan 11,8 miliar dollar Australia (sekitar Rp 117 triliun) untuk negara pada 2018 dan mendukung hampir 80.000 pekerjaan.

Industri ini akan menghadapi krisis di tahun-tahun mendatang jika pelajar internasional diblokir dari memasuki negara karena pembatasan perbatasan yang bertujuan melindungi Australia dari Covid-19.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments