AS Tuduh China Tahu Soal Corona pada November, Hanoi Setop Social Distancing

By Angelice Onggi - Sabtu, April 25, 2020

warga kota Wuhan, China

AGEN SBOBETMenteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menuduh bahwa China mungkin telah mengetahui soal virus Corona pada November 2019. Pompeo pun kembali mengulang tuduhannya bahwa Beijing tidak transparan.

Pompeo menduga virus mematikan itu telah ditemukan sejak November. Namun China baru membukanya pada Desember 2019.

"Anda akan ingat bahwa kasus-kasus pertama ini diketahui oleh pemerintah China mungkin paling cepat November, tetapi sudah pasti pada pertengahan Desember," ujar Pompeo.

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Jumat (24/4/2020):

Vietnam Akhiri Social Distancing di Hanoi dan Ho Chi Minh

Warga kota Hanoi dan Ho Chi Minh City bisa sedikit bernapas lega setelah Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc, mengizinkan diakhirinya praktik social distancing yang telah berlangsung selama 22 hari di kedua kota tersebut di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Langkah ini disambut baik oleh warga.

Seperti dilaporkan media lokal Vietnam, VN Express International, Jumat (24/4/2020), PM Nguyen merilis arahan terbaru yang memperbolehkan kota Hanoi dan Ho Chi Minh City untuk menghentikan praktik social distancing yang diberlakukan selama 22 hari sejak 1 April lalu. Atau dengan kata lain, social distancing di kedua kota itu diakhiri mulai Kamis (23/4) waktu setempat. Tapi masih ada aturan-aturan khusus yang harus diberlakukan di kedua kota itu.

Pertokoan, bisnis jalanan dan layanan non esensial diizinkan untuk buka kembali. Namun mereka masih harus mematuhi arahan PM Nguyen soal penghentian acara massal, perkumpulan melebihi 20 orang di satu lokasi dan perkumpulan melebihi 10 orang di luar ruangan. Warga juga masih harus menjaga jarak minimum 2 meter satu sama lain di area-area publik.

Menlu AS Tuduh China Sudah Tahu Soal Virus Corona pada November 2019

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menuduh bahwa China mungkin telah mengetahui soal virus Corona pada November 2019. Pompeo pun kembali mengulang tuduhannya bahwa Beijing tidak transparan.

Pompeo menduga virus mematikan itu telah ditemukan sejak November. Namun China baru membukanya pada Desember 2019.

"Anda akan ingat bahwa kasus-kasus pertama ini diketahui oleh pemerintah China mungkin paling cepat November, tetapi sudah pasti pada pertengahan Desember," ujar Pompeo.

Ramadhan Tiba, Putri Saudi Kembali Mohon Pembebasan ke Putra Mahkota

Putri Arab Saudi, Basmah binti Saud bin Abdulaziz al-Saud, kembali memohon kepada Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) agar dirinya dibebaskan dari penjara saat bulan Ramadhan tiba. Permohonan serupa disampaikan Putri Basmah pekan lalu.

Putri Basmah (56) yang seorang pengusaha, penulis dan aktivis HAM ini menghilang sejak Maret 2019. Baru-baru ini dia merilis pernyataan secara publik yang menyebut dirinya ditahan di penjara Ha'ir, Riyadh, selama setahun lebih dan kini sedang sakit.

Putri Basmah yang merupakan anak bungsu dari mendiang Raja Saud, secara khusus dikenal kritis soal perlakuan Kerajaan Saudi terhadap wanita. Seorang kerabat dekat yang enggan disebut namanya mengonfirmasi keaslian surat terbaru Putri Basmah yang berisi permohonan untuk Raja Salman dan MBS itu. Surat itu dirilis Putri Basmah via situs resminya dan akun Facebook miliknya.

Corona Tewaskan 3.176 dalam Sehari, Total Kematian di AS Hampir 50.000

Virus Corona telah menewaskan hampir 50 ribu orang di Amerika Serikat (AS). Dalam sehari, angka kematian baru pasien Corona (COVID-19) mencapai 3.176 orang.

Angka kematian tersebut berdasarkan data penghitungan dari Universitas Johns Hopkins yang berbasis di Baltimore.

Tercatat dalam 24 jam hingga pukul 8:30 malam (0030 GMT, Jumat), jumlah total kematian akibat virus Corona secara keseluruhan di AS menjadi 49.759. Ada 3.176 orang yang meninggal dalam sehari.

AS: China Telah Sebabkan Rasa Sakit yang Besar dan Hilangnya Nyawa

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo terus mengkritik China terkait penanganan pandemi virus Corona (COVID-19). Pompeo menuduh China telah menyebabkan hilangnya banyak nyawa dan menegaskan bahwa Partai Komunis China akan merasakan konsekuensinya.

Kritikan terbaru ini disampaikan Pompeo saat tampil dalam acara Sean Hannity Show di saluran televisi Fox.

"China telah menyebabkan rasa sakit yang besar, hilangnya banyak nyawa, dan sekarang memicu tantangan besar bagi perekonomian global dan juga perekonomian Amerika, dengan tidak membagikan informasi yang mereka miliki," tegas Pompeo.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments