Memungkinkah konsep perjalanan waktu?
Karya Gisin ini merekonsiliasi teori mekanika kuantum modern dengan teori matematika alternatif yang dikembangkan oleh ahli matematika Belanda Luitzen Egbertus Jan Brouwer pada awal abad ke-20 yang disebut 'intuitionistic mathematics'.
Intuitionistic mathematics mengatakan bahwa matematika tidak dapat memberi tahu kita apa yang akan terjadi selanjutnya karena, seperti halnya kuantum bit, angka berikutnya dalam urutan matematika tidak dapat memprediksi secara akurat apa yang akan terjadi.
Dalam makalah Gisin 'Mathematical languages shape our understanding of time in physics', ia berpendapat perdebatan yang terjadi antara pendukung Brouwer dan pendukung Theory of relativity atau teori relativitas dari Einstein harus ditinjau kembali, sebagaimana dikutip dari The Next Web.
Sederhananya, teori relativitas Einstein menjelaskan bahwa hukum fisika akan selalu sama dan konstan di mana pun. Namun sesuatu yang terjadi pada ruang dan waktulah yang membuatnya berbeda. Mereka yang ada di kubu Einstein pun mengenal tambahan penjelasan konsep infinity atau tak terbatas.
Dalam skenario ini, konsep waktu 'sekarang' mengartikan semua waktu adalah relatif. Secara teoritis, jika seseorang membuat mesin waktu, mereka dapat melakukan perjalanan ke waktu 'sekarang' yang sudah terjadi atau belum terjadi. Tetapi, Gisin mengatakan hal ini tidak mungkin.
"Volume ruang terbatas tidak boleh berisi lebih dari jumlah informasi terbatas dan ... angka yang relevan secara fisik tidak boleh berisi informasi tanpa batas," tegasnya.
Lalu bagaimana dengan masa lalu? Apakah memungkinkan untuk kembali ke masa lampau? Masa lalu, dengan interpretasi ini, tidak memungkinkan karena waktu tidak memiliki koneksi fisik dengan kenyataan. Begitu juga masa depan, karena itu membutuhkan segala sesuatu yang akan terjadi antara waktu 'sekarang' dan 'mendatang' yang belum kita ketahui juga secara pasti.
Kalau menurut kamu bagaimana? Mungkinkah seseorang bisa melakukan perjalanan waktu?
0 comments